Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Tuesday, January 17, 2012

Pentingnya "Go Online" Agar Bisnis Berkembang

Pentingnya "Go Online" Agar Bisnis Berkembang.

Menjadi pewirausaha sekarang ini sudah menjadi pilihan masyarakat. Selain memiliki waktu yang fleksibel, peluang mengembangkan produk dan memasarkannya memang sangat menggiurkan.

"UKM di Indonesia sekarang ini sudah semakin meningkat jumlahnya, dan tergolong cukup sukses. Salah satu indikator keberhasilan UKM ini terbukti dari angka ekspor total Indonesia yang sudah mencapai angka Rp 1,840 milyar," ungkap Khairul Jumadi, staf dari Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia dalam acara "Bisnis Lokal Go Online" di Hotel Le Meridien, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Namun, meski secara umum tingkat ekspor produk UKM di Indonesia ini sudah tergolong sukses dan berhasil mencapai target pada 2011 lalu, para pengusaha UKM rupanya cenderung belum dapat menikmati keuntungan maksimal dari produk mereka.

"Ini sangat ironis, karena dari total nilai ekspor ini, para pengusaha UKM ini justru seperti 'dipermainkan' oleh pelaku ekspor yang menjual produk mereka dengan harga berkali lipat dan membeli dari UKM dengan harga yang murah," tambahnya.

Sampai saat ini dari 52,7 juta UKM yang ada di Indonesia, sekitar 70,6 persennya adalah usaha mikro. Berbagai keterbatasan yang dimiliki para pengusaha mikro ini tak jarang menghambat keberhasilan usaha mereka. Salah satu kendala yang dihadapi untuk mengatasi masalah ini adalah tidak adanya akses teknologi informasi yang secara tak langsung akan mempersulit mereka untuk memasarkan produk, atau bahkan mengeskpor produk mereka.

"Banyak orang yang menganggap bahwa kemajuan teknologi ini tidak penting sehingga mereka merasa tidak perlu menggunakannya. Menggunakan telepon atau sekadar brosur menurut mereka sudah cukup. Padahal sebenarnya kurang, karena kita sekarang sudah hidup di zaman modern, dan mau tak mau harus mengikuti perkembangan, misalnya dengan promosi melalui internet atau mulai go online," ungkap Daniel Tumiwa, Country Manager Multiply Indonesia.

Khairul menambahkan, meskipun UKM terampil dalam membuat produk dan gigih dalam meraih keberhasilan, namun mereka cenderung mandek ketika berhubungan dengan teknologi informasi. Dari survei yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 36 persen pemilik UKM belum melek komputer dan internet, 12 persen pemilik UKM menggunakan komputer dan internet untuk bisnis, dan hanya 6 persen saja pemilik UKM yang sukses berbisnis online. Berbagai kendala mulai harga komputer yang mahal, tidak mengerti internet, sampai tidak punya waktu untuk meng-update website, menjadi penghambat para pewirausaha dan pemilik UKM untuk memasarkan produk, sehingga membatasi gerak dalam mengekspor produk mereka sendiri.

Selain "modal" yang dibutuhkan untuk memulai go online ini tergolong cukup mahal bagi pemilik UKM mikro, seringkali hambatan terbesar ada di dalam diri sendiri yang cenderung membatasi dan menutup mata terhadap pergeseran tren berbisnis ini. Mereka merasa tidak membutuhkan akses internet untuk maju, sementara rasa ingin tahu dan keinginan untuk menguasai teknologi cukup rendah, khususnya di antara pemilik UKM-UKM di daerah.

"Dulu saya berpikir bahwa website dan e-mail adalah alat komunikasi yang masih baru dan hanya bisa menjangkau kalangan tertentu saja. Tapi setelah melihat potensi ekspor produk saya, mau tidak mau teknologi ini harus dimanfaatkan supaya usaha bisa berkembang," ungkap Andre Suryaman, pemilik usaha Naturao House Homedeco.

Menyadari berbagai manfaat dari penguasaan internet dan melihat kondisi pasar yang sudah banyak mengakses internet, sebaiknya para pengusaha juga mengikuti perkembangan teknologi untuk memperluas pasar dan menjaring pelanggan yang lebih luas.

(Sumber)

0 comments:

Post a Comment