Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Wednesday, February 8, 2012

Mengembalikan Kesempurnaan Manusia

Kita semua tahu bahwa Sempurna adalah fitrah kita sebagai manusia. Sempurna, adalah “Hak” kita. Harusnya, tentu saja, kita sebagai manusia ciptaan Tuhan, percaya akan hal itu. Anehnya, kita merasa sebaliknya. Kita selalu merasa punya banyak kekurangan; kurang bahagia, kurang sukses, kurang sehat, kurang kaya, kurang khusuk dalam beribadah, dan lain sebagainya. Kekurangan kita sebagai manusia tereduksi.
Beberapa perasaan kekurangan itu akhirnya memunculkan nafsu (sifat yang jauh lebih rendah dari sifat Tuhan) yang mendorong manusia untuk bertindak tidak semestinya. Merasa kurang bahagia adalah alasan manusia untuk berselingkuh, mabuk dan mencoba narkoba. Mereka kurang sukses mensahkan manusia berbuat bohong, menipu, licik. Merasa kurang kaya membuat manusia mencuri dan korupsi.
Mengapa kita menjadi seperti itu? mengapa kita semakin menjauh dari fitrah kita? menurut Erbe Sentanu, semua itu terjadi karena berbagai prasangka dan pikiran negatif yang dari waktu ke waktu tanpa disadari merasuk ke dalam hati kita. Inilah yang menyebabkan manusia berangsur-angsur lupa (tidak yakin atau tidak percaya lagi) akan sifat kesempurnaan (kebaikan/kelebihan/keunggulan/ potensi) dirinya. Apalagi kenyataan justru menunjukkan bukti dari berbagai pikiran negatif tersebut, sehingga manusia lebih yakin akan ketidak sempurnaannya.
Kita tentu masih ingat bagaimana dari waktu ke waktu kita dicekoki dengan paham “wanita itu kaum lemah”, “hidup itu sulit”,”menikah itu berat”, “hantu otu menyeramkan”, dan sebagainya. Pemahaman – pemahaman tersebut mengendap ke dalam pikiran bawah sadar, dan lama-lama benar mewujud ke dalam pengalaman hidup kita.
Teknologi IKhlas
Manusia tidak perlu disempurnakan, karena kesempurnaan sudah ada dan selalu akan menjadi milik manusia selamanya. Yang perlu dilakukan hanyalah menghapus berbagai sifat ketidak sempurnaan yang sudah terprogram di dalam hati atau bawah sadar kita. Maka secara otomatis Anda akan kembali merasa dan mulai menikmati kehidupan surgawi yang penuh dengan kesempurnaan.
Ikhlas adalah kompetensi tertinggi manusia yang dipedomankan oleh Tuhan agar dimiliki setiap manusia yang berkeinginan untuk berhasil meraih kesuksesan puncak, kesehatan optimal, dan kebahagiaan tertinggi lahir batin, dunia akhirat dengan mudah. Sedangkan “Teknologi” adalah aplikasi praktis penerapan ilmu pengetahuan untuk menmudahkan berbagai tugas kehidupan manusia sehari-hari.
Dan seperti semua tekhnologi, Teknologi Ikhlas juga bersifat otomatis. Anda tidak perlu mempercayainya untuk memperoleh manfaatnya. Seperti Anda tidak perlu percaya kinerja Handphone, ketika Anda akan mengirim Pesan Singkat (SMS) cukup lakukan prosedurnya dengan benar dan klik send.
Jadi, dengan menerapkan prosedure teknologi ini dengan benar, apa pun keinginan atau do’a Anda dapat Anda raih dengan jauh lebih mudah. Jika Anda masih belum mendapatkannya yang Anda ininginkan berarti Anda hanya perlu menyempurnakan prosedure keihklasan tersebut di dalam pikiran dan hati Anda.
Langkah Menuju Ikhlas
Dalam Teknologi Ikhlas diperlukan dua upaya untuk mengakses keikhlasan kita di dalam hati, yaitu dengan Brainwave Management (meng upgrade otak dan pikiran) dan heartwave management (meng upgrade jantung dan perasaan).
Brainwave Management diperlukan dalam mengenali dan mengatur gelombang otak untuk melakukan berbagai aktivitas sehingga bisa mencapai hasil yang maksimum. Ini merupakan jalan untuk masuk kedalam sumber kekuatan bawah sadar sehingga kita bisa menghapus pikiran atau kebiasaan negatif yang sudah tertanam disana.
Heartwave Management diperlukan dalam mengakses jantung dan perasaan untuk membuang segala bentuk nafsu kita dan mengubahnya menjadi perasaan ikhlas. Ini pada akhirnya akan membuat proses pencapaian kesuksesan menjadi begitu sederhana, mudah, sekaligus menentramkan.
Intinya, kita harus terampil masuk ke bawah sadar kita lalu membongkar semua program negatif yang sudah tertanam disana. Kemudian kita juga harus menghilangkan semua keinginan, nafsu, kesombongan, dengki, amarah, dan perasaan negatif lainnya yang bersemayam dihati dan mengubahnya menjadi ikhlas. Tanda-tanda ikhlas adalah kalau kita sudah bisa mengubah perasaan negatif tersebut menjadi perasaan nyaman, damai, cinta, syukur, dan bahagia.
Dengan teknologi yang mudah untuk diaplikasikan pada semua bidang/kegiatan kehidupan ini, manusia akan secara pasti mampu mengarah kembali kepada fitrah kemuliaan dan kesempurnaan seperti yang telah disampaikan Tuhan.




(Sumber)

0 comments:

Post a Comment