Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Monday, February 13, 2012

Memaksimalkan Potensi Diri


Apabila pikiran Anda dikelola dengan baik, dapat memunculkan kekuatan yang sanggup membebaskan Anda dari berbagai masalah. Saat Anda dilanda masalah, sesungguhnya itu berawal dari respons Anda terhadap apa yang pernah Anda lakukan.
Masalah yang merupakan hambatan yang terakumulasi, seringkali bermula dari hambatan kecil saja namun dirasakan sebagai suatu kesulitan yang tak mudah dipecahkan. Apabila Anda punya cara pandang yang salah terhadap hambatan dan menjadi suatu ‘gaya hidup’ Anda, maka masalah demi masalah seakan tak jenuh menghampiri. Kondisi ini memicu kerasnya kerja otak dan jantung dan akibatnya Anda bisa kena stress. Menurut Erbe Sentanu, atau mas nunu (panggilan sapaan-nya) segala permasalahan itu muncul lantaran pikiran kita belum diberdayakan.
Usaha memberdayakan pikiran dari berbagai pengamatan para ahli, diketahui ternyata banyak orang belum rnengoptimalkan potensi otaknya.Richard Leviton, seorang peneliti otak mencatat, baru sekitar 4 sampai 10 persen saja kapasitas otak yang kita gunakan. Terlebih di zaman kini di mana pekerjaan semakin terspesialisasi kita menjadi terbiasa berpikir sebatas bidang kita saja. Setiap hari kita disibuki urusan rutin yang cenderung tak memungkinkan kita ‘menjenguk dunia lain’. Jika kondisi ini terus-menerus berlangsung, tanpa upaya untuk merambah berbagai segi kehidupan yang dapat memperkaya kita, maka lambat laun otak menjadi tumpul. Potensi besarnya cuma mengendap dan tersembunyi di dasar diri. Padahal di situlah terletak kekhasan manusia dibanding makhluk lainnya.Apabila ciri khas itu tak dimanfaatkan, alangkah ruginya!
Dilihat secara garis besar, pikiran manusia dapat dibedakan menjadi dua;conscious mind (CM) atau pikiran sadar (12%) dan subconscious mind (SCM) atau pikiran bawah sadar (88%). Conscious mind mampu mengakomodasi segala aktivitas sehari-hari termasuk ilmu pengetahuan (science). “Pada pokoknya, conscious mind memakai raga kita sebagai instrumen. la adalah keinginan, desire, merupakan insting, yang meliputi 4 komponen, yaitu rasa ingin makan minum, tidur, rasa takut atau cemas, dan seksualitas. Rangsangan atau impuls yang ditangkap panca indera menimbulkan suatu rasa, lalu keinginan, dan action,” ulas dr. Bambang Setiawan, SpB & SpBS, ahli bedah umum dan syaraf R5. Fatmawati, Jakarta yang juga aktif di Pusat Pelatihan Meditasi Anand Ashram.
Aktivitas yang rutin dilakukan, juga pola hubungan sosial yang terbentuk hanya memanfaatkan bagian permukaan pikiran (conscious mind) ini. Akibatnya, apabila seseorang terbentur hambatan, acapkali dianggap sebagai masalah, karena pikiran tak lagi mampu mencernanya. Padahal sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya di dunia ini, pikiran manusia tidak hanya sebatas itu. Masih ada  subconscious mind yang jauh lebih besar prosentase dan kemampuannya. Subconscious Mnd merupakan pikiran bawah sadar di mana segala ingatan, kebiasaan, rencana, dan keinginan tersemai dan tumbuh menjadi kenyataan. “Seperti tanah pertanian, apa pun yang ditanam bisa tumbuh subur di sini,” Ujar mas Nunu. Segala yang tertanam di dalam Subconscious Mind merupakan unsur pembangun self  image atau citra diri yang diyakini sebagai kepribadian seseorang.
Citra diri Anda terbangun melalui proses yang dimulai dari pengalarnan masa kecil yang tertanam dalam alam bawah sadar, termasuk pula anggapan orang tentang Anda yang secara tak sadar Anda tanamkan dalam diri. “Segala hal yang bersifat keindahan atau berintikan ‘rasa’ dioperasikan oleh otak kanan,” jelas mas Nunu. Sayangnya, seringkali seseorang menyangka bahwa apa yang ada pada diri, citra dirinya, merupakan suatu yang tetap dan tak dapat diubah. Karena itulah secara tak disadari pula kapasitasSubconscious Mind -nya mengendap dan tersembunyi. Pada hal ‘lahan pertanian’ ini dapat diolah dengan cara mengganti ‘tanaman’ yang tak disukai dengan yang disukai saja. Artinya, anggapan yang kurang baik mengenai diri sendiri bisa kita ubah menjadi lebih baik, sesuai keinginan. Sentanu menyebut prosesnya sebagai subconscious reprogramming. Apapun yang Anda tanam di lahan ini akan tumbuh dan berkembang. Asal bersungguh-sungguh dan cukup sabar, sebab bagaimanapun butuh proses yang tidak sekejap.
“Manusia tidak seperti komputer. Kalau komputer mudah saja di-reinstall, program lama di-hapus…, selesai. Menghapus program dalam otak manusia yang melekat dalam alam bawah sadar tidaklah mudah. Harus intens, butuh waktu. Inilah yang disebut self-transformation,” jelas budayawan Dr. Komaruddin Hidayat, Direktur Eksekutif Yayasan Pararnadina. “Karena itu, sebaiknya diadakan juga aktivitas tambahan di luar paket yang disediakan oleh banyak pusat pelatihan pikiran dan meditasi, agar efisien. Misalnya tetap berlatih dengan Brainwave management untuk tetap menjaga kualitas otot otak kita agar lebih mudah untuk diajak ikhlas. Dengan seringnya berlatih bukan mustahil akan muncul daya pikir yang powerful. Dan kondisi ini bukan tak mungkin menghantarkan seseorang berada dalam suasanaSuperconcsious. Di mana seluruh daya pikir terpakai secara seimbang.

(Sumber)

0 comments:

Post a Comment