TEMBANG MACAPAT | SASTRA JAWA | JAWA KUNO
Tembang Macapat adalah jenis metrum dalam tembang Jawa. Jenis dan sifatnya adalah sebagai berikut:
- Mijil
Mijil berarti keluar atau lahir dari gua garba, rahim ibu. Juga berarti lahirnya gagasan, penemu atau uneg-uneg. Bayi yang baru saja mbabar lahir itu keadaannya masih suci, tanpa dosa ibarat kertas masih bersih, hitam putihnya tergantung pada penulisnya. Sifatnya: gandrung-gandrung, prihatin, dan serius. Gunanya: mengungkapkan rasa prihatin, mengungkapkan petuah yang cukup berbobot nilainya.
- Sinom
Sinom berarti muda, suatu masa untuk meniti cita-cita. Senyampang masih muda, ilmu pengetahuan harus dicari sebagai persiapan masa dewasa nanti. Sifatnya: sederhana, susah, dan gigih. Gunanya: untuk nasihat, mengungkapkan rasa susah, namun tetap optimis terhadap masa depan.
- Maskumambang
Pemuda yang penuh perjuangan sehingga tampak tampan seperti mas mengapung. Masa muda merupakan jembatan emas asal dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pemuda yang rajin dan pandai akan menyenangkan orang tua, guru, dan masyarakatnya. Sifatnya: susah, merana, prihatin, dan nelangsa. Gunanya: mengungkapkan rasa susah, namun tetap optimis terhadap masa depan.
- Asmarandana
Cinta yang disalurkan sesuai dengan moral agama dan sosial itu problem solving. bahkan mewangi ke kanan dan ke kiri bagi lingkungannya. Asmara yang diatur dengan baik akan membuahkan keselamatan, kehormatan, kemuliaan, dan kebahagiaan. Sifatnya: Sengsem, susah, prihatin, dan cengeng. Gunanya: mengungkapkan rasa susah karena cinta.
- Dhandhanggula
Rasa optimis terhadap masa depan yang lebih manis, cerah, dan gemilang, karena agenda hidup yang jelas dan tertata rapi, lumampah anut wirama, berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Sifatnya: luwes, manis, serba cocok untuk suasana apa saja. Gunanya: untuk nasehat, mengungkapkan rasa sedih, buat permulaan gendhing.
- Durma
Hidup harus berani menghadapi tantangan yang datangnya silih berganti. Hambatan, gangguan, dan cobaan hidup adalah suatu yang biasa dalam perjuangan, sehingga tidak diperkenankan putus asa. Sifatnya: tegang, marah, dendam. Gunanya: untuk peringatan, peperangan, menantang.
- Pangkur
Kemewahan dunia fana yang penuh jebakan ini sebaiknya dihindari, sehingga mampu hidup sakmadya. Gaya hidup yang bermewah-mewahan akan membuat hati kurang peka dan cepat lupa diri. Sifatnya: tegang dan serius. Gunanya: untuk memberi peringatan agar tidak melupakan masa lalu.
- Gambuh
Ilmu sangkan paraning dumadi harus diketahui. Sebagai orang yang beriman, harus mempelajari pengetahuan dan meyakini adanya kehidupan di alam akhirat. Di sini peranan ilmu agama sangat penting. Sifatnya: menerangkan, menjelaskan. Gunanya: untuk mengajar dengan keterangan yang mudah.
- Pocung
Ilmu harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuahkan kesejahteraan bagi diri sendiri dan lingkungannya. Sifatnya: mempunyai mana seenaknya, bersenda gurau. Gunanya: untuk berkelakar, teka-teki lucu, petuah agar senantiasa selalu ingat hari akhir.
- Megatruh
Tingkatan makrifat yang sudah ikhlas lahir bathin, mati sajroning ngaurip, mencapai akhir hidup yang khusnul khotimah atau emate pati-patitis. Sifatnya: susah, menyesal sekali. Gunanya: untuk mengungkapkan rasa susah karena jiwa dan raga akan berpisah.
- Kinanthi
Di akhirat iman ilmu amal itulah bekalnya, sehingga seseorang akan memperoleh pahala di akhirat kelak yang berupa surga. Sifatnya: mengandung makna pengharapan gandrung. Gunanya: mengungkapkan rasa susah dan menuntun ke arah kebaikan.
Sumber: Ensiklopedia Kebudayaan Jawa: Dr. Purwadi, M.Hum.
0 comments:
Post a Comment